Mengapa Pki Dibuat Oleh Kalangan Religius?

Dipostkan pada 2025-01-17 oleh Admin
Membaca sejarah di Indonesia, terkait Partai Komunis Indonesia, ternyata didirikan oleh anak dari seorang kyai, petinggi agama yang dihormati.
Dulu, kami tidak ngeh karena setahu kami, kalangan agama "itu" sangat gencar mrngumandangkan kebencian terhadap kalangan PKI. Sungguh anomali.
Kami mencoba berpikir sebaik mungkin, apa yang menyebabkan PKI terlahir dari kalangan agamis, bukan kalangan yang secara khusus hidup di negara China, Rusia dan sejenisnya?
Kami mencoba memandang salah satu negara komunis termaju saat ini, yaitu China. Bahwa dalam hal kepemimpinan, negara komunis dan ormas agama memiliki kesamaan, yaitu tidak boleh ada kritik dan tidak ada oposisi.
Kejadian heboh terakhir, Jack Ma mengkritik sistem ekonomi pemerintah China, kabar terkait dan diri Jack Ma langsung menghilang dari internet.
Hal serupa terjadi juga dalam ormas agama. Tidak ada pemikiran alternatif dalam ormas beragama. Sudut pandang dan pemikiran berbeda dinyatakan pengkhianat. Adanya website yang mendiskusikan agama, langsung diblokir.
Kepemimpinan dalam ormas agama sama persis dengan kepemimpinan negara komunis.
Secara perhatian, struktural yang diperhatikan adalah struktur kesejahteraan bawah, bukan struktur atas yang rakus sebagaimana kapitalisme. Jadi, jika memandang dari sisi kapitalis, agama dan komunis memang berjalan beriringan.
Sangat dimaklumi bahwa pemimpin negara komunis seperti China, memiliki sifat yang sangat religius, sangat taat terhadap adat dan agamanya.
Dalam hal alternatif bentuk sebagai partai berbasis agama, ada masalah terkait topik pembahasan agama dan partai politik. Kedua topik sangat bertentangan sehingga pembentukan partai agama berpotensi menimbulkan kebingungan kalangan agamis dan menggerus keyakinan beragama.
Dengan itu, sangat wajar beliau, DN Aidit, anak dari kyai yang sangat religius, membentuk Partai Komunis di Indonesia, bukan partai agama. Dengan partai komunis dan sistem negara komunis, dilarang adanya kritik terhadap kepemimpinan negara dan agama. Dengan sistem komunis, ideologi dengan dasar agama dapat dipelihara dan ditegakkan. Sementara itu, agama yang homogen dapat dijaga dan ditegakkan. Dengan kekuasaan tunggal, pemimpin yanh religius dapat memberi kesejahteraan kepada pemimpin agama yang dihormatinya sehingga pemimpin agama tidak perlu masuk ke politik demi kesejahteraan dan eksistensinya.
Menelisik sejarah Indonesia dimana komunis dan religius bertentangan, padahal sifat-sifat mereka saling menguntungkan, namun malah kalangan religius dekat dengan kapitalis, yang memiliki karakter bertentangan dengan religius dan komunis, pastilah telah ada intrik politik yang membuat "kawan" ini bermusuhan.
SB
Dulu, kami tidak ngeh karena setahu kami, kalangan agama "itu" sangat gencar mrngumandangkan kebencian terhadap kalangan PKI. Sungguh anomali.
Kami mencoba berpikir sebaik mungkin, apa yang menyebabkan PKI terlahir dari kalangan agamis, bukan kalangan yang secara khusus hidup di negara China, Rusia dan sejenisnya?
Kami mencoba memandang salah satu negara komunis termaju saat ini, yaitu China. Bahwa dalam hal kepemimpinan, negara komunis dan ormas agama memiliki kesamaan, yaitu tidak boleh ada kritik dan tidak ada oposisi.
Kejadian heboh terakhir, Jack Ma mengkritik sistem ekonomi pemerintah China, kabar terkait dan diri Jack Ma langsung menghilang dari internet.
Hal serupa terjadi juga dalam ormas agama. Tidak ada pemikiran alternatif dalam ormas beragama. Sudut pandang dan pemikiran berbeda dinyatakan pengkhianat. Adanya website yang mendiskusikan agama, langsung diblokir.
Kepemimpinan dalam ormas agama sama persis dengan kepemimpinan negara komunis.
Secara perhatian, struktural yang diperhatikan adalah struktur kesejahteraan bawah, bukan struktur atas yang rakus sebagaimana kapitalisme. Jadi, jika memandang dari sisi kapitalis, agama dan komunis memang berjalan beriringan.
Sangat dimaklumi bahwa pemimpin negara komunis seperti China, memiliki sifat yang sangat religius, sangat taat terhadap adat dan agamanya.
Dalam hal alternatif bentuk sebagai partai berbasis agama, ada masalah terkait topik pembahasan agama dan partai politik. Kedua topik sangat bertentangan sehingga pembentukan partai agama berpotensi menimbulkan kebingungan kalangan agamis dan menggerus keyakinan beragama.
Dengan itu, sangat wajar beliau, DN Aidit, anak dari kyai yang sangat religius, membentuk Partai Komunis di Indonesia, bukan partai agama. Dengan partai komunis dan sistem negara komunis, dilarang adanya kritik terhadap kepemimpinan negara dan agama. Dengan sistem komunis, ideologi dengan dasar agama dapat dipelihara dan ditegakkan. Sementara itu, agama yang homogen dapat dijaga dan ditegakkan. Dengan kekuasaan tunggal, pemimpin yanh religius dapat memberi kesejahteraan kepada pemimpin agama yang dihormatinya sehingga pemimpin agama tidak perlu masuk ke politik demi kesejahteraan dan eksistensinya.
Menelisik sejarah Indonesia dimana komunis dan religius bertentangan, padahal sifat-sifat mereka saling menguntungkan, namun malah kalangan religius dekat dengan kapitalis, yang memiliki karakter bertentangan dengan religius dan komunis, pastilah telah ada intrik politik yang membuat "kawan" ini bermusuhan.
SB