Mengapa Pemuda Ogah Menjadi Petani

Dipostkan pada 2022-12-07 oleh Admin
Seorang mengajukan pertanyaan terkait pemuda yang tidak mau bertani, padahal orang tuanya petani.
Saya melihat bagaimana kecenderungan orang akan memilih sebuah pekerjaan atau profesi. Katakanlah, "mengapa orang ingin menjadi PNS?".
Sehari-hari, kita dapat melihat PNS yang berpakaian rapi dan cantik. Ditambah dengan desas-desus kepastian hari tua berupa uang pensiun yang didengar dari orang tua dan tetangga, maka orang memiliki imajinasi yang baik terkait pekerjaan sebagai PNS. Oleh karena itu, banyak orang berkeinginan menjadi PNS.
Selain itu, ada pramugari yang tampil begitu bertata-krama, anggun, cantik, gaji tinggi dan dapat bepergian ke luar negeri sambil bekerja tanpa biaya pribadi. Ini menjadikan imajinasi pekerjaan pramugari sangat baik sehingga wajar banyak orang ingin menjadi pramugari.
Banyak pekerjaan dan profesi dimulai dengan tampilan orang yang menekuni profesi atau pekerjaan. Semakin bernilai penampakan orang tersebut, semakin banyak yang berminat dengan pekerjaan atau profesi serupa.
Dalam perkembangan lanjut, besaran gaji dan tingkat kesulitan akan menjadi pertimbangan orang terhadap pekerjaan atau profesi tersebut. Misalnya, awal orang masuk ke sebuah usaha sebagai programmer, awalnya lebih banyak tidak berpikir sampai profesi manajerial. Namun, setelah cukup lama, mereka tahu bahwa profesi manajerial memberikan gengsi dan gaji lebih dari aekedar programmer. Selanjutnya, mereka akan memilih profesi manajerial daripada programmer.
Pun demikian terhadap profesi pengusaha. Secara idealis, pengusaha menggambarkan semua kemewahan dunia yang diimpikan orang, mulai dari penampilan keren, harta banyak, prestise, nama baik dan banyak hal lainnya. Namun, menjadi pengusaha menempuh pembelajaran yang sulit. Banyak orang memulai usaha, akhirnya tumbang dan menganulir mimpinya terhadap profesi sebagai pengusaha. Ada yang beralasan modal, tempat, waktu dan segudang alasan lain yang berlanjut pada anulasi mimpi sebagai pengusaha dan akhirnya memilih menjadi karyawan, PNS atau pekerjaan lain.
Demikian pun pekerjaan atau profesi petani. Di Indonesia, petani menampilkan kemiskinan, kesederhanaan, subsidi dan pengekangan harga produk. Salah satu produk dimana petani sulit memperoleh keuntungan besar adalah padi. Harga padi dikekang ketat oleh pemerintah dengan beragam alasan. Ketika padi stoknya sedikit dan memungkinkan harga naik, pemerintah akan mengijinkan import sehingga petani tidak mungkin pernah/sempat menikmati harga tinggi. Tidak sebagaimana gula, di saat stoknya sedikit, produsen dan pedagangnya sempat menikmati nikmatnya penjualan dengan harga tinggi.
Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa petani dari tahun ke tahun hingga jaman kini, tetap pada kalangan ekonomi bawah. Karena ekonomi bawah, mereka sulit memperbaiki kehidupan mereka, termasuk menampakkan diri dengan kemewahan. Mereka tidak akan bisa memberi pencitraan baik untuk pekerjaan atau profeai petani sebagaimana profesi atau pekerjaan lain.
Ini menimbulkan imajinasi buruk berkelanjutan di pikiran generasi berikutnya bahkan sejak bayi. Oleh karena itu, tidak mengherankan sedikitnya orang yang mengidamkan pekerjaan atau profesi petani.
Sebenarnya ada kemungkinan imajinasi di pikiran anak dan pemuda diperbaiki sebagaimana imajinasi petani di Belanda. Dengan perbaikan kebijakan pemerintah yang membangkitkan citra baik terhadap profeai atau pekerjaan petani, maka akan bertambah minat masyarakat terhadap petani. Secara mendasar, ini dapat dilakukan dengan kebijakan ekonomi yang memungkinkan petani dapat menikmati harga tinggi atas produknya sehingga petani dapat membangun citra baik bagi generasi berikutnya. Jika pemerintah dapat membangun citra PNS sebaik itu, seharusnya pemerintah juga bisa memperbaiki citra petani dengan tingkat yang minimal setara.
SB
Saya melihat bagaimana kecenderungan orang akan memilih sebuah pekerjaan atau profesi. Katakanlah, "mengapa orang ingin menjadi PNS?".
Sehari-hari, kita dapat melihat PNS yang berpakaian rapi dan cantik. Ditambah dengan desas-desus kepastian hari tua berupa uang pensiun yang didengar dari orang tua dan tetangga, maka orang memiliki imajinasi yang baik terkait pekerjaan sebagai PNS. Oleh karena itu, banyak orang berkeinginan menjadi PNS.
Selain itu, ada pramugari yang tampil begitu bertata-krama, anggun, cantik, gaji tinggi dan dapat bepergian ke luar negeri sambil bekerja tanpa biaya pribadi. Ini menjadikan imajinasi pekerjaan pramugari sangat baik sehingga wajar banyak orang ingin menjadi pramugari.
Banyak pekerjaan dan profesi dimulai dengan tampilan orang yang menekuni profesi atau pekerjaan. Semakin bernilai penampakan orang tersebut, semakin banyak yang berminat dengan pekerjaan atau profesi serupa.
Dalam perkembangan lanjut, besaran gaji dan tingkat kesulitan akan menjadi pertimbangan orang terhadap pekerjaan atau profesi tersebut. Misalnya, awal orang masuk ke sebuah usaha sebagai programmer, awalnya lebih banyak tidak berpikir sampai profesi manajerial. Namun, setelah cukup lama, mereka tahu bahwa profesi manajerial memberikan gengsi dan gaji lebih dari aekedar programmer. Selanjutnya, mereka akan memilih profesi manajerial daripada programmer.
Pun demikian terhadap profesi pengusaha. Secara idealis, pengusaha menggambarkan semua kemewahan dunia yang diimpikan orang, mulai dari penampilan keren, harta banyak, prestise, nama baik dan banyak hal lainnya. Namun, menjadi pengusaha menempuh pembelajaran yang sulit. Banyak orang memulai usaha, akhirnya tumbang dan menganulir mimpinya terhadap profesi sebagai pengusaha. Ada yang beralasan modal, tempat, waktu dan segudang alasan lain yang berlanjut pada anulasi mimpi sebagai pengusaha dan akhirnya memilih menjadi karyawan, PNS atau pekerjaan lain.
Demikian pun pekerjaan atau profesi petani. Di Indonesia, petani menampilkan kemiskinan, kesederhanaan, subsidi dan pengekangan harga produk. Salah satu produk dimana petani sulit memperoleh keuntungan besar adalah padi. Harga padi dikekang ketat oleh pemerintah dengan beragam alasan. Ketika padi stoknya sedikit dan memungkinkan harga naik, pemerintah akan mengijinkan import sehingga petani tidak mungkin pernah/sempat menikmati harga tinggi. Tidak sebagaimana gula, di saat stoknya sedikit, produsen dan pedagangnya sempat menikmati nikmatnya penjualan dengan harga tinggi.
Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa petani dari tahun ke tahun hingga jaman kini, tetap pada kalangan ekonomi bawah. Karena ekonomi bawah, mereka sulit memperbaiki kehidupan mereka, termasuk menampakkan diri dengan kemewahan. Mereka tidak akan bisa memberi pencitraan baik untuk pekerjaan atau profeai petani sebagaimana profesi atau pekerjaan lain.
Ini menimbulkan imajinasi buruk berkelanjutan di pikiran generasi berikutnya bahkan sejak bayi. Oleh karena itu, tidak mengherankan sedikitnya orang yang mengidamkan pekerjaan atau profesi petani.
Sebenarnya ada kemungkinan imajinasi di pikiran anak dan pemuda diperbaiki sebagaimana imajinasi petani di Belanda. Dengan perbaikan kebijakan pemerintah yang membangkitkan citra baik terhadap profeai atau pekerjaan petani, maka akan bertambah minat masyarakat terhadap petani. Secara mendasar, ini dapat dilakukan dengan kebijakan ekonomi yang memungkinkan petani dapat menikmati harga tinggi atas produknya sehingga petani dapat membangun citra baik bagi generasi berikutnya. Jika pemerintah dapat membangun citra PNS sebaik itu, seharusnya pemerintah juga bisa memperbaiki citra petani dengan tingkat yang minimal setara.
SB